Nembang Jowo

Sabtu, 09 April 2011

Filosofi sang PEMIMPIN


Dalam falsafah hidup budaya jawa kita kenal yang namanya ular-ular ataupun piwulang. Sebutlah HASTA BRATA yang merupakan teori kepemimpinan, berisi mengenai hal-hal yang disimbolisasikan dengan benda atau kondisi alam seperti Surya, Candra, Kartika, Angkasa, Maruta,Samudra,Dahana dan Bhumi.
Hasta Brata dapat diartikan sebagai delapan laku/sifat seorang pemimpin. Istilah Hasta Brata diambil dari buku Ramayana karya Yasadipura I (abad 18) dari keraton Surakarta Hadiningrat.

Sombong = Ojo Dumeh


Sombong identik dengan Ojo Dumeh atau yang sering kita kenal dengan istilah kibr, takabur, ketiganya hampir semakna, merupakan suatu kondisi seseorang di mana ia merasa lain dari yang lain sebagai pengaruh i’jab (kebanggaan) terhadap diri sendiri, yaitu dengan adanya anggapan atau perasaan, bahwa dirinya lebih tinggi lebih berharga daripada lainnya.

Maka tidak akan berlaku sombong, kecuali orang yang merasa dirinya pandai dan benar, dan ia tidak merasa benar atau pandai, kecuali karena adanya keyakinan, bahwa dirinya memiliki keunggulan, kelebihan dan kesempurnaan yang dengannya ia menganggap berbeda dengan orang lain.
1. Sombong dengan Ilmu dan Kepandaian
Ada sebagian thalib ilmu atau orang yang diberi pengetahuan oleh Allah, namun malah justru menjadikan dirinya sombong. Ia merasakan dirinyalah yang paling pandai (alim), menganggap rendah orang lain, menganggap bodoh mereka dan selalu ingin agar dirinya mendapatkan penghormatan, pelayanan dan fasilitas khusus dari mereka. Dia memandang, bahwa dirinya lebih mulia, tinggi dan utama di sisi Allah daripada mereka.
Ini disebabkan oleh karena:
Pertama, Ia mencurahkan perhatian terhadap apa yang ia anggap sebagai ilmu, padahal hakikatnya ia bukanlah ilmu. Ia tak lebih sebagai data atau informasi yang direkam dalam otak yang tidak memberikan buah dan hasil, karena ilmu yang sesungguhnya akan semakin membuat ia kenal siapa dirinya dan siapa Rabbnya. Ilmu yang hakiki akan melahirkan sikap khosyah (takut kepada Allah) dan tawadhu’ (rendah hati), bukan sombong, sebagai-mana firman Allah Subhannahu wa Ta’ala ,
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Faathir : 28)
Ke dua, Al-khoudl fil ilm yaitu belajar dengan tujuan agar dapat berbicara banyak, berdebat dan menjatuhkan orang dengan kepiawaian yang dimilikinya, sehingga orang menilainya sebagai orang alim yang tak terkalahkan ilmu-nya. Selayaknya ia lebih dahulu memperbaiki hati dan jiwanya, membersihkan dan menatanya, sehingga tujuan dalam mencari ilmu menjadi benar dan lurus. Karena merupakan karakteristik khas dari ilmu, bahwasanya ia menjadikan pemiliknya bertambah takut kepada Allah dan tawadhu’ terhadap sesama manusia. Ibarat pohon tatkala banyak buahnya, maka ia semakin merunduk dan merendah, sehingga orang akan dengan lebih mudah mendapatkan kebaikan dan manfaat darinya.
Orang, apabila telah hobi mengumbar omongan, bantah-bantahan dan debat kusir, maka ilmunya justru akan melemparkannya kepada kedudukan yang rendah dan pengetahuan yang dimilikinya tidak akan membuahkan hasil yang baik, sehingga keberkahan ilmu tidak tampak sama sekali.
2. Sombong dengan Amal Ibadah
Kesombongan ahli ibadah dari segi keduniaan adalah ia menghendaki, atau paling tidak membuat kesan, agar orang lain menganggapnya sebagai orang yang zuhud, wara’, taqwa dan paling mulia di hadapan manusia. Sedangkan dari segi agama adalah ia memandang, bahwa orang lain akan masuk neraka, sedang dia selamat darinya.
Sebagian ahli ibadah apabila ada orang lain yang membuatnya jengkel atau merendahkannya, maka terkadang mengeluarkan ucapan, “Allah tidak akan mengampunimu atau, “Kamu pasti masuk neraka” dan yang sejenisnya. Padahal ucapan-ucapan tersebut dimurkai Allah, yang justru dapat menjerumuskannya ke dalam neraka.
2. Sombong dengan Harta Kekayaan
Yaitu dengan memandang rendah orang fakir dan bersikap congkak terhadap mereka. Ini disebabkan harta yang dimilikinya, perusahaan-perusahaan yang banyak, tanah dan bangunan, kendaraan mewah, perhiasan dan lain sebagainya. Kesombongan karena harta termasuk kesombongan karena faktor luar, dalam arti bukan merupakan potensi pribadi orang yang bersangkutan. Berbeda dengan ilmu, amal, kecantikan atau nasab, sehingga apabila harta itu hilang, maka ia akan menjadi hina sehina-hinanya.
3. Sombong dengan Kekuatan dan Kegagahan
Orang yang mendapatkan karunia seperti ini hendaknya menyadari, bahwa kekuatan adalah milik Allah seluruhnya. Hendaknya selalu ingat, bahwa dengan sedikit sakit saja akan membuat badan tidak enak, istirahat tidak tenang. Kalau Allah menghendaki, seekor nyamuk pun dapat membuat seseorang sakit dan bahkan hingga menemui ajalnya.
Orang yang mau memikirkan ini semua, yaitu sakit dan kematian yang bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, maka sudah sepantasanya tidak angkuh dan takabur dengan kekuatan dan kesehatan badannya.
PENGARUH KESOMBONGAN
* Orang yang sombong kalau toh mau berjalan bersama-sama orang lain, maka ia selalu minta paling depan dan semua orang harus ada di belakangnya. Konon Abdur Rahman bin Aufz, kalau sedang berjalan bersama para pembantunya, maka tidak ketahuan ada disebelah mana, ia tidak pernah menonjolkan diri harus berada paling depan supaya semua orang melihatnya.
* Termasuk pengaruh sifat sombong adalah memalingkan muka dari sesama muslim, atau melihat dengan pandangan sinis dan merendahkan.
* Kesombongan juga berpengaruh bagi seseorang dalam ucapan, gaya bicara dan nada intonasinya. Bahkan terkadang mencerminkan ketidaksopanan, misalnya seorang murid atau mahasiswa menghardik gurunya, karena ia merasa anak seorang pejabat atau tokoh.
* Kesombongan juga akan mempe-ngaruhi gaya jalan seseorang, misalnya sambil membusungkan dadanya, atau berjalan dengan dibuat-buat agar menarik perhatian orang lain. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah berfirman,
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. 17:37)
* Orang yang sombong biasanya sangat senang apabila ia datang, lalu orang-orang berdiri untuk menghormat-nya. Padahal para shahabat apabila datang Rasulullahsaw kepada mereka, maka mereka tidak berdiri untuk beliau, hal ini dikarenakan mereka tahu, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam membenci hal itu.
* Orang yang dalam hatinya ada kesombongan tidak akan mau mengunjungi orang lain, tidak mau mengucapkan salam lebih dahulu, minta supaya diprioritaskan dan tidak mau mendahulukan kepentingan orang lain.
* Kesombongan juga akan mengakibatkan seseorang tidak memandang adanya hak orang lain pada dirinya. Sementara itu ia beranggapan, bahwa ia memiliki hak yang banyak atas selainnya.
Aja sira katungkul ing kagunan, amujya nabhaktya
(Janganlah menjadi sombong, walau banyak
orang menyukaimu)

Reog Ponorogo oleh mbak Waldjinah


Duet antara Ernie Djohan dengan Oslan Husein, Dagelan untuk menghibur tamu pada acara pawiwahan temanten dan lelgon Reog Ponorogo oleh mbak Waldjinah.
  • Reog Ponorogo (Waldjinah)
  • Duet Ernie Djohan dan Oslan Husein, langsung disini
  • Ular-ular temanten dan dagelan, silahkan menuju kesini |awas tahan ketawanya| :roll:

Kyai Semar dan Jaman Edan?


Amenangi jaman edan, ewuh oyo ing pambudi, melu edan nora tahan, yen tan melu anglakoni boja keduman melik, kaliren wekasanipun, ndilalah karsa Allah, begjo begjane kang lali, luwih begjo kang eling lawan waspodo.
Hidup dijaman edan, begitu susahnya, ikut edan tidak tahan, jikalau tidak ikut tidak kebagian akhirnya bisa kelaparan, sudah kehendak Allah, betapa senangnya hidup menyimpang, lebih bahagia hidup dengan kesadaran dan kewaspadaan.
Apa ini namanya jaman sudah edan?. Dewa-dewa sudah tak bermoral, orang-orang baik menjadi manusia bodoh, hukum berbalik, yang kerja keras tetap menderita, yang tak banyak bekerja justru berfoya-foya, yang jujur selalu salah, yang tak jujur selalu benar, kejujuran adalah kebohongan, kebohongan adalah kejujuran.

Waldjinah – gendhing dolanan


Gendhing dolanan oleh Waldjinah (ratu Kembang Kacang) bersama Karawitan dari Surakarta Hadiningrat. Lelagon Gugur Gunung akan selalu mengingatkan kita betapa pentingnya rasa persatuan dan kesatuan. Lain lagi dengan lelagon Onde Onde yang diawali dengan Bawa Sinom yang mengandung piwulang luhur dan mendalam, seperti berikut ini:
“mumpung anom marsudiyo, alandesan budi suci, denyo manembah Hyang Suksma, yekti yuwono sakalir, asih tresna sasami, tan iku dadya wotipun, adoh marang kanistha, ing janji tan mbalenjani, tatag tangguh saguhing sabarang-barang”
Rek Orek Motore Mabur
  1. Putri Bali | indahnya tarian putri Bali |
  2. Onde-Onde (10:32) – diawali bawa Sinom Logondhang
  3. Gugur Gunung | pemersatu > ke-GotongRoyong-an |
  4. Rek Orek Montor Mabur

Gendhing Nyamleng


Berikut ini gendhing nyamleng dari Karawitan Sekar Arum yaitu Bawa Sekar Ageng (SA) Banjaransari lanjut Gendhing Gandrungmanis diselingi Sekar Dhandhanggula Banjet dilanjutkan Ladrang Sarayuda laras pelog pathet barang. Jineman Dhudhukwuluh pelog barang. |sumbangsih dari penggemar seni jawa kepada Sukolaras |.
Gendhing nyamleng ke-14 dapat anda kunjungi kesini
  1. Gdh. Gandrung Manis Pl. Br (18:31)
  2. Jineman Dhudhukwuluh Pl.Br (02:10)
Notasi Gdh. Gandrungmanis (unduh),  Ldr. Sarayuda (unduh)

Onang2 Gobyog


Gendhing Onang-Onang yang berdurasi cukup panjang (kisaran 56 menit) oleh Karawitan Condong Raos pimpinan almarhum Ki. Nartosabdho.
Bandingkan Gendhing Onang-Onang dalam versi Karawitan Studio RRI Surakarta yang ada disini, atau versi Karawitan ASKI yang disini. Gedhing dolanan Godril biasanya dikumandangkan pada saat acara penganten yaitu pada saat penyerahan (makanan, buah-buahan dlsb) melalui pertunjukan tarian oleh seorang yang memikul barang penyerahan dimaksud.
Gendhing lengkapnya diawali Bawa Sasadara Kawekas, Gendhing Onang-Onang kethuk 2 kerep minggah kethuk4, Ladrang Erang – Ketawang Subakastawa – Pathetan Bimanyu – Ayak-Ayak, Srepeg kaseling Palaran Pangkur laras pelog pathet nem.

  • Onang-Onang Pl.6 muka 1   (download)

  • Onang-Onang Pl.6 muka 2   (download)

  • Godril  (download)
  •